Jumat, 30 September 2016

Masalah-masalah dalam kehidupan



1.      Masalah individu, keluarga dan masyarakat

Pada hekekatnya manusia adalah makhluk sosial, yang memiliki keinginan untuk menyatu dengan sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya karena saling membutuhkan satu dengan lainnya. Dengan menggunakan pikiran, naluri, perasaan, keinginan dsb manusia memberi reaksi dan melakukan interaksi dengan lingkungannya. Pola interaksi sosial dihasilkan oleh hubungan yang berkesinambungan dalam suatu masyarakat, menurut Wikipedia
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), di mana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur. Sedangkan Individu berasal dari Bahasa Latin  yaitu dari kata individuum, yang artinya tak berbagi, Individu merupakan unit terkecil pembentuk masyarakat Dalam  ilmu sosial, individu berarti juga bagian terkecil dari kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Menurut Peraturan Pemerintah No. 87 Tahun 2014, Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami isteri, atau suami, isteri dan anaknya, atau anak dan ayahnya, atau ibu dan anaknya. Dalam interaksinya, antara individu, keluarga dan masyarakat terdapat berbagai permasalahan.

Setiap individu lahir ke dunia dalam keadaan yang polos/tidak tahu apa-apa, kemudian lingkungan keluargalah yang pertama membentuk kepribadian, sikap dan perilaku setiap individu tersebut. Dalam keluarga biasanya terdapat permasalahan antara suami dan isteri ataupun dengan anak-anaknya. Perbedaan prinsip/pandangan hidup antara suami isteri bisa menjadi suatu permasalahan pada keluarga yang baru menikah. Perbedaan ini ada karena mereka berasal dari keluarga dan masyarakat yang berbeda yang membentuk kepribadian, sikap dan perilaku mereka dari kecil. Keluarga yang berkualitas, bisa dilihat dari segi ketahanan ekonomi serta pendidikannya. Orangtua harus mempunyai perencanaan masa depan untuk anak-anaknya, contohnya adalah Keluarga Berencana (KB), dari awal orangtua harus mempunyai rencana untuk mempunyai berapa anak. Rencana pendidikannya sudah dipersiapkan sehingga anak-anaknya bisa lebih sukses.
Dalam hubungannya dengan masyarakat, permasalahan yang timbul semakin kompleks. Seperti kita ketahui bersama bahwa Indonesia merupakan suatu negara yang besar yang kaya akan budayanya, terdiri dari berbagai suku bangsa, dan agama. Budaya membentuk suatu masyarakat dengan aturan/norma-norma yang mengatur kehidupan masyarakat sehingga berjalan harmonis. Sebagai bangsa yang majemuk tentunya konsep “Bhineka Tunggal Ika” (walau berbeda-beda tetap satu jua) sangatlah penting, dengan budaya dan agama yang berbeda masyarakat tetap mengedepankan toleransi dan rasa saling menghormati sehingga keutuhan bangsa dan negara tetap terjaga.
                  
2.      Masalah hubungan antara warga dan negara

Negara merupakan alat dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan mansia dalam masyarakat. Indonesia merupakan negara yang demokratis, setiap warga negara diberikan kebebasan untuk memilih dan menyampaikan pendapat. Dalam hidup bernegara terdapat hak dan kewajiban. Salah satu hak dari warga negara adalah yang disebutkan diatas,  masyarakat bebas memilih agama yang dianut menurut kepercayaannya. Masyarakat juga berhak mendapatkan pendidikan yang layak. Dan salah satu kewajiban masyarakat adalah dengan membayar pajak. Karena pemerintahan bisa berjalan dengan adanya pajak dari masyarakat. Hak dan kewajiban ini harus dipenuhi oleh kedua belah pihak. Tetapi pada kenyataannya tidak selalu berjalan mulus, masih banyak warga negara yang tidak membayar pajak atau menghindar dari pajak dengan membawa uangnya ke negara bebas pajak / tax heaven. Pun demikian masih banyak warga negara yang masih belum bisa mengenyam pendidikan dengan baik bahkan ada yang sampai tidak lulus sekolah dasar.

3.      Masalah Pelapisan Sosial dan Kesamaan Derajat
Stratifikasi sosial menurut Pitirim A. Sorokin adalah perbedaan penduduk / masyarakat ke dalam lapisan-lapisan kelas secara bertingkat (hirarkis).
Pitirim A. Sorokin dalam karangannya yang berjudul “Social Stratification” mengatakan bahwa sistem lapisan dalam masyarakat itu merupakan ciri yang tetap dan umum dalam masyarakat yang hidup teratur.
Stratifikasi sosial menurut Drs. Robert M.Z. Lawang adalah penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise.
statifikasi sosial menurut Max Weber adalah stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise.
Dalam kehidupan masyarakat kita bisa melihat orang dari beberapa hal sehingga orang itu bisa sangat dihormati atau mungkin biasa saja.
Statifikasi sosial bisa dilihat dari beberapa hal antara lain :
a.   Ilmu Pengetahuan, seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan menempati lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik (kesarjanaan), atau profesi yang disandang oleh seseorang, misalnya dokter, insinyur, doktor ataupun gelar profesional seperti profesor. Namun sering timbul akibat-akibat negatif dari kondisi ini jika gelar-gelar yang disandang tersebut lebih dinilai tinggi daripada ilmu yang dikuasainya, sehingga banyak orang yang berusaha dengan cara-cara yang tidak benar untuk memperoleh gelar kesarjanaan, misalnya dengan membeli skripsi, menyuap, ijazah palsu dan seterusnya.
b. Kekayaan dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak, ia akan termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial, demikian pula sebaliknya, yang tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan ke dalam lapisan yang rendah. Kekayaan tersebut dapat dilihat antara lain pada bentuk tempat tinggal, benda-benda tersier yang dimilikinya, cara berpakaiannya, maupun kebiasaannya dalam berbelanja, serta kemampuannya dalam berbagi kepada sesama.
c. Kekuasaan atau kedudukan, Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan. Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat biasanya dapat menguasai orang-orang lain yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan wewenang dapat mendatangkan kekayaan.


4.      Masalah Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan
Perbedaan yang mencolok antara kota dan desa adalah identik dengan kemewahan dan kemiskinan.  Masyarakat secara umum masih menganggap bahwa kota akan membawa anda pada kesuksesan. Lebih dari itu kehidupan di kota sesungguhnya sangat keras, anda harus bersaing dengan jutaan orang dari berbagai pelosok daerah dengan berbagai skill dan kemampuannya. Alih-alih ingin mendapatkan penghidupan yang layak di kota, orang-orang yang tidak mampu bersaing hanya akan menjadi gelandangan di kota. Masyarakat pedesaan kehidupaannya berbeda dengan masyarakat perkotaan. Perbedaan-perbedaan ini berasal dari adanya perbedaan yang mendasar dari keadaan lingkunganya, yang mengakibatkan adanya dampak terhadap personalitas dan segi-segi kehidupan. Kesan populer masyarakat perkotaan terhadap masyarakat pedesaan adalah bodoh, lambat dalam berfikir dan bertindak, dan sebagainya. Kehidupan dikota hukum rimba pun berlaku dimana, “siapa yang kuat dia yang berkuasa dan siapa yang lemah pasti akan tertindas”. Sangat jarang kita melihat yang namanya tegur sapa dan gotong royong, sehingga terjadi kesenjangan sosial yang menyebabkan ketidak seimbangan dalam kehidupan perkotaan, dimana orang hanya memperdulikan dirinya sendiri dan tidak memperdulikan orang lain. Kota dianggap dapat memenuhi kebutuhan hidup semua orang berbeda dengan di desa yang mata pencahariannya kebanyakan hanya sebagai petani atau peternak. Hal inilah yang membuat orang berbondong-bondong pergi ke kota untuk mengadu nasib. Sehingga membuat kota menjadi sesak dan kumuh, karena tidak semua penduduknya terserap oleh lapangan pekerjaan. Belum lagi masyarakat kota-kota satelit yang berada/tinggal di pinggiran tetapi bekerja di tengah kota membuat jalanan menjadi macet.  Sebetulnya jika potensi di desa bisa dikembangkan tentunya masyarakat desa tidak perlu pergi ke kota untuk mencari uang. misalnya dibidang perikanan ditingkatkan, para petani dipermudah untuk memperoleh bibit dan memasarkan hasil panennya sehingga menghasilkan untung yang besar. Tentunya orang akan tertarik untuk budidaya ikan dan tidak harus ke kota untuk menggapai sukses secara finansial.

5.      Masalah Pertentangan Sosial dan Integrasi

Dalam masyarakat yang majemuk, segala perbedaan yang ada pada masyarakat baik itu budaya, bahasa, agama, adat istiadat tidak terelakan. Diawali dengan pertentangan batin dari soerang individu bisa menjadi besar menjadi Pertentangan Sosial. Pertentangan Sosial adalah suatu kegiatan yang menentang ilmu - ilmu sosial yang biasanya terjadi karena kesalah pahaman. contoh pertentangan sosial adalah tauran, kerusuhan, perang antar suku dan banyak lagi. Biasanya adanya pertentangan sosial di dasari oleh :
·      Rasa iri antara satu sama lain, merasa diperlakukan tidak adil.
·    Adanya rasa tidak puas dengan perlakuan atau tindakan yang diterima dan diberikan oleh orang lain sehingga merasa terhina.
·      Adanya adu domba diantara masyarakat, kelompok, atau di dalam pemerintahan.

     Pertentangan sosial sangatlah berbahaya bagi keutuhan bangsa dan negara. Konflik sosial membuat masyarakat menjadi tidak solid dan mudah untuk dipecah belah. Maka dari itu perlu adanya solusi dari permasalahan sosial yang ada agar masyarakat bisa hidup damai berdampingan satu sama lain.
     Integrasi berasal dari bahasa inggris “integration” yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan. Dapat dikatakan pula integrasi sosial adalah proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda di dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan bermasyarakat yang memiliki keserasian fungsi.

Jadi integrasi dalam masyarakat dapat dikatakan sebagai suatu keadaan dimana kelompok-kelompok etnik tertentu dapat beradaptasi dengan kebudayaan mayoritas di sekitar masyarakat khususnya di lingkungan yang mereka tempati namun tanpa menghilangkan kebudayaan mereka sendiri. Integrasi ini juga bisa sebagai pengendali atas konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem tertentu.

Integrasi ini sangat diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat agar masyarakat tetap bersatu meskipun menghadapai berbagai tantangan ataupun konflik yang terjadi secara sosial budaya.

Bentuk integrasi sosial, antara lain:
·      Asimilasi, yaitu pembauran kebudayaan yang disertai ciri budaya asli
·      Akulturasi, yaitu penerimaan kebudayaan asing tanpa menghilangkan kebudayaan asli

    Tentunya masyarakat harus mengedepankan rasa saling menghormati, harus menyadari adanya perbedaan diantaranya, tetapi tidak menjadikan perbedaan itu suatu konflik, jadikan itu sebagai suatu keindahan. Seperti kata pepatah “dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung” artinya masyarakat harus menghormati adat istiadat yang berlaku dimana ia berada.

Referensi :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar