Sabtu, 15 Juli 2017

TANGGUNG JAWAB

TANGGUNG JAWAB

Pengertian tanggung jawab dalam Kamus Umum Bahasa Besar Indonesia adalah keadaan dimana wajib menanggung segala sesuatu, sehingga berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.
Adapun tanggung jawab secara definisi merupakan kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan baik yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.

Tanggung jawab bersifat kodrati, yang artinya tanggung jawab itu sudah menjadi bagian kehidupan manusia bahwa setiap manusia dan yang pasti masing-masing orang akan memikul suatu tanggung jawabnya sendiri-sendiri. Apabila seseorang tidak mau bertanggung jawab, maka tentu ada pihak lain yang memaksa untuk tindakan tanggung jawab tersebut. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dilihat dari dua sisi, yaitu:
Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya). Manusia merasa bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk perbuatannyaitu, dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengabdian atau pengorbanannya. Untuk memperoleh atau meningkatkan kesadaran bertanggung jawab perlu ditempuh usaha melalui pendidikan, penyuluhan, keteladanan dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Macam-macam Tanggung Jawab



Tujuan manusia berjuang itu untuk memenuhi keperluannya sendiri atau untuk keperluan pihak lain. Untuk itu ia menghadapi manusia lain dalam masyarakat atau menghadapi lingkungan alam. Dalam usahanya itu manusia juga menyadari bahwa ada kekuatan lain yang ikut menentukan, yaitu kekuasaan Tuhan. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dibedakan menurut keadaan manusia atau hubungan yang dibuatnya, atas dasar ini, lalu dikenal beberapa jenis tanggung jawab, yaitu:

1) Tanggung jawab terhadap Tuhan
Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkan untuk mengisa kehidupannya manusia mempunyai tanggung jawab langsung terhadap Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukum-hukum Tuhan yang telah diatur sedemikian rupa dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam-macam agama. Segala bentuk perbuatan yang kita lakukan kelak akan dipertanggung jawabkan dihadapan Tuhan, amal baik dan amal buruk. Dan akan mendapat balasan yang setimpal dengan segala yang telah kita perbuat di dunia.

2) Tanggung jawab terhadap diri sendiri
Tanggung jawab terhadap diri sendiri menentukan kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi. Selalu menjaga kesehatan jiwa dan raga merupakan salah satu bentuk tanggung jawab terhadap diri sendiri, karena dengan kesehatan jiwa dan raga manusia dapat beraktifitas dengan baik menggapai cita-cita yang diimpikan.

3) Tanggung jawab terhadap keluarga
Keluarga merupakan masyarakat kecil. Keluarga terdiri dari suami, isteri, ayah, ibu anak-anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarga. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan dan kehidupan.

4) Tanggung jawab terhadap masyarakat
Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai mahluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain. Sehingga dengan demikian manusia disini merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat yang lain agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyrakat tersebut. Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.


Selasa, 11 Juli 2017

INDONESIA DENGAN KEKAYAAN DAN KEINDAHAN ALAM SERTA BUDAYA TIMUR



INDONESIA DENGAN KEKAYAAN DAN KEINDAHAN ALAM SERTA BUDAYA TIMUR


Menurut Nugroho dan Muchji (1993), kebudayaan secara global dapat dikategorikan menjadi dua yaitu kebudayaan Barat dan Timur. Konsep ini berasal dari orang Eropa Barat dalam zaman ketika mereka berekspansi menjelajahi dunia, menguasai wilayah Afrika, Asia dan Oseania. Mereka mendefinisikan kebudayaan mereka sendiri sebagai kebudayaan Barat sedangkan semua kebudayaan di luar kebudayaan mereka didefinisikan sebagai kebudayaan Timur. Kebudayaan Timur identik dengan kehidupan kerohanian, mistik, kehidupan prelogis, keramahtamahan dan gotong royong sedangkan kebudayaan Barat identik dengan kebendaan, pikiran logis, hubungan asas guna (hubungan hanya berdasarkan prinsip guna) dan individualisme. Perbedaan dua kebudayaan ini terlihat sampai sekarang dimana sebagai salah satu contoh adalah ilmu psikologi di negara-negara Barat terutama mengembangkan konsep-konsep dan teori-teori mengenai aneka warna dan isi jiwa, serta metode-metode dan alat-alat untuk menganalisis dan mengukur secara detail variasi isi jiwa individu itu. Ilmu tersebut masih kurang mengembangkan konsep-konsep yang dapat menganalisis kaitan antara jiwa individu dan lingkungan sosial budayanya.
Indonesia merupakan salah satu bangsa timur, kebudayaan masyarakatnya sangat kental dengan nuansa ketimuran. Keanekaragaman budaya Indonesia dari Sabang sampai Merauke merupakan aset yang tidak ternilai harganya, sehingga harus tetap dipertahankan dan terus dilestarikan. Tetapi, sayangnya, sebagai anak bangsa masih banyak yang tidak mengetahui ragam budaya daerah lain di Indonesia. Dalam konteks pemahaman masyarakat majemuk, selain kebudayaan kelompok suku bangsa, masyarakat Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok sukubangsa yang ada didaerah tersebut. Dengan jumlah penduduk lebih dari 250 juta orang dimana mereka tinggal tersebar dipulau- pulau di Indonesia. Mereka juga mendiami dalam wilayah dengan kondisi geografis yang bervariasi. Mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir, dataran rendah, pedesaan, hingga perkotaan. Hal ini juga berkaitan dengan tingkat peradaban kelompok-kelompok suku bangsa dan masyarakat di Indonesia yang berbeda.
Seiring dengan perkembangan globalisasi, suatu bangsa tidak dapat menutup diri terhadap perkembangan dunia luar. Terkait dengan dua sisi budaya yang berbeda di atas, sebagai bangsa Timur tidak dapat juga fanatik terhadap dirinya sendiri dan melupakan sifat ingin terus belajar dan rendah hati untuk menerima kekurangan dan mengakui kelebihan budaya lain secara objektif.

Ada berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan nilai budaya, diantaranya yaitu:
a.   Menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya budaya sebagai jati diri bangsa.
b.  Ikut melestarikan budaya dengan cara berpartisipasi dalam pelaksanaannya.
c.  Mempelajarinya dan mensosialisasikan kepada orang lain sehingga mereka tertarik untuk ikut menjaga atau melestarikannya.
d.  Mengetahui tentang budaya jaman dahulu didaerah kita sendiri.
e.  Mendalami kebudayaan itu.Setelah itu kita wajib memperkenalkan kepada orang lain atau yang belum tahu tentang kebudayaan tersebut sampai ke negara lain.
f.  Membiasakan hal-hal atau kegiatan yang dapat melestarikan budaya seperti memakai batik atau bahkan belajar membuat batik,karena pelestarian bisa terjadi karena kita telah terbiasa dengan kebudayaan tersebut.
g.  Membuat suatu wadah khusus untuk pelestarian kebudayaan Indonesia yang menanamkan nilai kebudayaan dari yang terkecil sekalipun.
h.  Mengadakan pementasan kebudayaan, sehingga generasi muda lebih semangat untuk memupuk keinginan untuk mendalami suatu kebudayaan.
i.  Mengajarkan nilai-nilai kebudayaan tidak hanya kepada generasi muda tetapi lebih menekankan penerapan kebudayaan asli kepada anak-anak.


Contoh nyata dalam kehidupan kampus dalam melestarikan budaya timur.
1. Menerapkan budaya sopan santun dan tata krama sebagai seorang mahasiswa dalam pergaulan baik dengan dosen, kerabat ataupun masyarakat.
2.  Ikut serta dalam kegiatan ekstrakulikuler kebudayaan, atau minimal berpartisipasi menjadi penonton dalam kegiatan kebudayaan di lingkungan kampus.
3.    Mengadakan gotong royong dalam berbagai kegiatan.
4.    Mengedepankan musyawarah untuk mufakat dalam setiap pengambilan keputusan.
5.    Menggunakan pakaian yang sopan setiap kali ke kampus.



Karena keanekaragaman budayanya, bangsa Indonesia menjadi daya tarik bangsa lain dari belahan dunia untuk mengetahuinya, bahkan tidak sedikit mereka juga mempelajarinya karena selain beranekaragam budaya Indonesia dikenal sangat unik. Budaya juga merupakan identitas bangsa yang harus dihormati dan dijaga serta perlu dilestarikan agar kebudayaan kita tidak hilang dan bisa menjadi warisan anak cucu kita kelak. Hal ini tentu menjadi tanggungjawab para generasi muda dan juga perlu dukungan dari berbagai pihak, karena ketahanan budaya merupakan salah satu Identitas suatu negara. Kebanggaan bangsa indonesia akan budaya yang beraneka ragam sekaligus mengundang tantangan bagi seluruh rakyat untuk mempertahankan budaya lokal agar tidak hilang ataupun dicuri oleh bangsa lain. Sudah banyak kasus bahwa budaya kita banyak yang dicuri karena ketidakpedulian para generasi penerus, dan ini merupakan pelajaran berharga karena Kebudayaan Bangsa Indonesia adalah harta yang mempunyai nilai yang sangat tinggi di mata masyarakat dunia. Bahkan kebudayaan jika dikelola dengan baik bisa menjadi objek pariwisata yang sangat menjanjikan, banyak turis dari negara lain yang tertarik dan menikmati wisata budaya di indonesia, misalnya saja wisata budaya di bali yang sangat maju. Sehingga bisa menghasilkan keuntungan baik untuk negara berupa pemasukan devisa dan bagi masyarakat dengan mendatangkan/membuka lapangan pekerjaan.

Seiring berkembangnya zaman, menimbulkan perubahan pola hidup masyarakat yang lebih modern. Akibatnya, masyarakat lebih memilih kebudayaan baru yang mungkin dinilai lebih praktis dibandingkan dengan budaya lokal. Begitu banyak faktor yang menyebabkan budaya lokal dilupakan dimasa sekarang ini, misalnya masuknya budaya asing. Masuknya budaya asing adalah hal yang wajar dikarenakan pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini membuat dunia seakan tanpa batas negara, informasi masuk begitu deras diiringi juga dengan budaya-budaya asing tetapi tidak semua budaya yang masuk itu baik bagi kehidupan masyarakat sehingga semua budaya asing yang masuk harus difilter, yaitu dengan pengamalan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa.

Senin, 10 Juli 2017

Harapan, Cita-cita, Do'a dan Kepercayaan Kepada Tuhan YME



A.  Pengertian Harapan
Harapan dalam kehidupan manusia merupakan cita-cita, keinginan, penantian, kerinduan supaya sesuatu itu terjadi. Didalam menantikan adanya sesuatu yang terjadi dan diharapkan, manusia melibatkan manusia lain atau kekuatan lain diluar dirinya sesuatu terjadi, selain hasil usahanya yang telah dilakuka dan ditunggu hasilnya. Jadi, yang diharapakan itu adalah hasil jerih payah dirinya dan bantuan kekuatan lainnya. Bahkan harapan itu tidak bersifat egosentris berbeda dengan keinginan yang menurut kodratnya bersifat egosentris, usahanya adalah memiliki. Harapan tertuju kepada “Engkau” sedankan keinginan “aku”, harapan itu ditutunjukkan kepada orang lain atau kepada Tuhan. Keinginan itu untuk kepentingan dirinya meskipun pemenuhan keinginan itu melalui pemenuhan keingingan orang lain. Misalnya melakukan perbuatan sedeqah kepada orang lain: orang lain terpenuhi keinginan dan sekaligus orang yang bersedeqah juga terpenuhi keiinginannya, yaitu kebahagiaan sewaktu berbuat baik kepada orang lain.
Menurut macam-macamnya ada harapan yang optimis dan ada harapan yang pesimistis (tipis harapan). Harapan yang optimis artinya sesuatu yang akan terjadi itu sudah memberikan tanda-tanda yang dapat dianalisis secara rasioal, bahwa sesuatu yang aka terjadi bakal muncul. Dalam harapan pesimistis ada tanda-tanda rasional tidak bakal terjadi.
Harapan itu ada karena manusia itu hidup penuh dengan dinamikanya, penuh dengan keinginannya atau kemauannya. Harapan untuk setiap orang berbeda-beda kadarnya. Orang yang wawsan berfikir luas, harapannya pun akan luas. Demiian pula orang yang berwawasan pikiran sempit, maka akan sempit pula harapannya.
Besar kecilnya harapan sebenarnya tidak di tentukan oleh luas atau tidaknya wawasan berfikir seseorang, tetapi kepribadian seseorang dapat menentukan dan mengontrol jenis, macam, dan besar kecilnya harapan tersebut. Bila kepribadian seseorang kuat, jenis dan besarnya harapan akan berbeda dengan orang yang kepribadianya lemah. Kepribadian yang kuat akan mengontrol harapan seefektif seefesien mungkin sehingga tidak merugikan bagi dirinya atau bagi orang lain, untuk masa kin atau untuk masa depan, bagi masa di dunia atau di masa akhirat kelak.
Harapan seseorang juga ditentukan oleh kiprah usaha atau berkerja kerasnya seseorang.orang yang berkerja keras akan mempunyai harapan yang besar untuk memperoleh harapan yang besar, tetapi kemampuannya kurang, biasanya disertai dengan bantuan unsur dalam, yaitu berdoa.


B.  Pengertian Cita – Cita
Cita-cita menurut definisi adalah keinginan, harapan, atau tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Tidak ada orang hidup. tanpa cita-cita, tanpa berbuat kebajikan, dan tanpa sikap hidup. Cita-cita itu perasaan hati yang merupakan suatu keinginan yang ada dalam hati. Cita-cita yang merupakan bagian atau salah satu unsur dari pandangan hidup manusia, yaitu sesuatu yang ingin digapai oleh manusia melalui usaha. Sesuatu bisa disebut dengan cita-cita apabila telah terjadi usaha untuk mewujudkan sesuatu yang dianggap cita-cita itu. Jadi perbedaan harapan dengan cita – cita adalah Cita-cita merupakan sesuatu yang diinginkan (berharap) tapi belum tercapai, sedangkan harapan adalah keinginan supaya sesuatu terjadi

C.   Langkah-Langkah Mewujudkan Cita-Cita
Berikut ini adalah hal-hal yang membawa keberhasilan cita-cita kita   :
1.  Meluaskan Wawasan Kita
Untuk menggapai cita-cita yang besar tentunya tidak mudah. kadang apa yang kita bayangkan tidak semudah kenyataannya. Seorang yang mempunyai cita-cita besar harus mempunyai wawasan yang luas, dengan berbagai cara seperti bersekolah dengan bersungguh-sungguh dan mempunyai pengalaman yang luas sebagai langkah menggapai cita-citanya, agar cita- citanya dapat terwujud. Orang yang luas wawasannya akan mengalami kemudahan dalam berbagai urusan serta dapat butuhkan orang banyak. Apalagi di jaman yang sudah maju sekarang ini
2.  Yakin dan Percaya Diri
Seorang pemburu cita-cita tidak lah bisa menangkap keinginannya jika tidak diiringi rasa yakin dan percaya akan dirinya untuk menggapai buruannya itu, karena keyakinan dan rasa percaya diri itu akan menambah semangat memburu kalian dengan segala pandangan untuk meraihnya dan keteguhan yang ia andalkan. Orang yang tidak mempunyai pendirian dan tidak yakin akan dirinya maka dia akan goyah dalam perjuangannya, sehingga dirinya akan selalu dibuntuti rasa gundah dan ragu atas kemampuan dirinya untuk menggapai keinginannnya itu.
3.  Jiwa yang cerah, terbebas dari masa lalu yang kelam.
Proses kehidupan yang di jalan oleh seseorang mungkin berbeda-beda dalam kehidupan ini teman-teman. Jika teman-teman adalah orang yang mengalami masa lalu hidup yang kelam dan rasanya tidak patut untuk dirasakan saking sakitnya, seperti kehilangan seseorang ataupun yang lainnya. Maka agar teman-teman menemukan jiwa yang cerah atau jiwa yang baru dalam hidup, teman-teman harus melupakan kenangan yang tak berarti itu dari pikiran memori teman-teman. Selalu tersenyum dan indah melihat kedepan. Lalu mulailah dengan sejuta semangat baru untuk menggapai impian teman-teman di masa lalu.
4.   Berdoa
Apa artinya semua usaha teman-teman jika teman-teman tidak pernah berdoa dan bersyukur terhadap sang pencipta? Doa adalah usaha yang paling kuat membawa kita ke arah yang lebih baik. Dengan doalah semua usaha dan cita-cita dapat terealisasikan.

D.    Pengertian DOA
Orang yang berdoa bukan hanya sekedar sadar bahwa kekuatannya lemah, tetapi ada unsur keyakinan bahwa berdoa itu merupakan kewajiban.
“Dan berfirman Tuhan kamu: berdoalah kamu kepadaKu, juga Aku akan mengabulkan doa mu” (QS. Al-mukminun 60,68)
“Maka wajib atas kamu berdoa” H.R. Turmidzi
“Hal lain yang menyebabkan harapan disertai doa ialah kesadaran bahwa mansia itu lemah” QS. An-Nisa, 28
Kelemahan manusia itu, dilukiskan sebagai berikut:
1.   Manusia hidup kondisi ketidakpastian. Hal yang penting bagi keamanan dan kesajahteraan manusia berada diluar jangkauannya dengan kata lain, manusia ditandai oleh ketidak pastian.
2.   Terbatas kesanggupan manusia untuk mengendalikan dan untuk mempe-ngaruhi kondisi hidupnya. Pada titik tertentu, kondisi manusia ada dalam kaitan konflik antara keinginan dan cita-cita dengan lingkugannya, yang ditandai oleh ketidakberdayanya.
3.   Manusia hidup bermasyarakat, yang ditandai dengan adanya alokasi teratur dari berbagai fungsi, fasilitas, pembagian kerja, produksi, dan ganjaran. Manusia membutuhkan kondisi imperatif (keterpaksaan), yakni adanya suatu tingkat superordinasi dan subordinasi atau berbagai aturan dalam hubungan manusia.

Doa dan harapan pada hakikatnya merupakan proses hubungan antara manusia dengan Tuhannya dan antara manusia dengan manusia. Proses hubungan ini lebih lanjut dapat diartikan memohon pertolongan, mengingat, meminta perlin-dungan, mendekatkan diri (silaturrahmi dengan manusia, taqarrub dengan Tuhan).

E.   Kepercayaan Kepada Tuhan
Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan / keyakinan akan kebenaran. Dalam agama terdapat kebenaran-kebenaran yang dianggap diwahyukan, artinya diberitahukan oleh Tuhan secara langsung ataupun secara tidak langsung kepada manusia. Kewibawaan pemberi kebenaran itu ada yang melebihi besarnya. Kepercayaan dalam agama merupakan keyakinan yang paling besar. Hak berpikir bebas, hak atas keyakinan sendiri menimbulkan juga hak untuk ber-agama atau hak untuk memiliki / memeluk aga yang dipercayai menurut keyakinan setiap individu. Dalam hal beragama tiap-tiap orang / individu wajib menerima & menghormati kepercayaan orang yang beragama itu, dasarnya adalah keyakinan masing-masing. Berbagai usaha dapat dilakukan manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada Tuhannya. Usaha itu bergantung kepada pribadi kondisi, situasi dan lingkungan. Usaha itu antara lain :
a). Meningkatkan ketaqwaan kita sebagai manusia dengan jalan atau dengan cara meningkatkan ibadah. Dalam arti kata, untuk lebih rajin lagi untuk beribadah kepada Tuhan
b). Meningkatkan pengabdian kita kepada masyarakat agar terjalinnya tali persaudaraan yang baik dan agar terhindar dari pertengkaran atau perselisihan
c). Meningkatkan kecintaan kita kepada sesama manusia dengan jalan atau dengan cara suka menolong, dermawan, dan sebagainya (sifat-sifat baik lainnya)
d). Mengurangi nafsu (negatif) seperti mengumpulkan harta yang berlebihan dan tidak ingin membaginya kepada orang lain yang lebih membutuhkan
e). Menekan perasaan-perasaan negatif seperti iri, dengki, fitnah, dan sebagainya (sifat-sifat buruk lainnya)


Daftar Pustaka
Soelaeman Munandar, Ilmu Budaya Dasar, ( Bandung: PT Refika Aditama, 2005)
Tri Prasetya Joko, Ilmu Budaya Dasar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1998)
Digital Book Universitas Gunadarma Tahun Ajaran ATA 2017//Tingkat 1